Senin, 25 November 2019

DIAGNOSA NYERI (SDKI) - UNSRAT




Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlansung kurang dari 3 bulan .
Penyebab
1.      Agen pencedera fisiologis (mis, inflamasi,iskemia,neoplasma)
2.      Agen pencedera kimiawi (mis, terbakar, bahan kimia iritan)
3.      Agen pencedera  fisik (mis,abses ,amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
Mengeluh nyeri
Objektif
1.      Tampak meringis
2.      Bersikap protektif (mis.waspada posisi menghindari nyeri)
3.      Gelisah
4.      Frekuensi nadi meningkat
5.      Sulit tidur
Gejala dan tanda minor
Subjektif
-
Objektif
1.      Tekanan darah meningkat
2.      Pola napas BERUBAH
3.      Nafsu makan berubah
4.      Proses berpikir ternggagu
5.      Menarik diri
6.      Berfokus pada diri sendiri
7.      Dioforesis
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa  Keperawatan   Indonesia. Jakarta: DPP PPNI hal 172

DIAGNOSA MENYUSUI TIDAK EFEKTIF (SDKI)

Definisi
Kondisi dimana ibu dan bayi mengalami ketidakpuasan atau kesukaran pada proses menyusui
Penyebab
Fisiologis
1.      Ketidakadekuatan suplai ASI
2.      Hambatan pada neonatus (mis prematuritas, sumbing)
3.      Anomali payudara (mis puting yang masuk ke dalam)
4.      Ketidakadekuatan refleks oksitosin
5.      Ketidakadekuatan refleks menghisap bayi
6.      Payudara bengkak
7.      Reiwayat operasi payudara
8.      Kelahiran kembar
Situasional
1.      Tidak rawat gabung
2.      Kurang terpapar informasi tentang pentingnya menyusui dan/ metode menyusui
3.      Kurangnya dukungan keluarga
4.      Faktor budaya
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
1.      Kelelahan maternal
2.      Kecemasan maternal
Objektif
1.      Bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu
2.      ASI tidak menetes atau memancar
3.      BAK bayi kurang dari 8 kali dalam 24 jam
4.      Nyeri dan/ lecet terus menerus setelah minggu kedua
Gejala dan tanda minor
Subjektif : -
Objektif :
1.      Intake bayi yang tidak adekuat
2.      Bayi menghisap tidak terus menerus
3.      Bayi menangis saat disusui
4.      Bayi rewel dan menangis terus dalam jam-jam pertama setelah menyusui
5.      Menolak untuk menghisap

DAFTAR PUSTAKA :

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa  Keperawatan             Indonesia. Jakarta: DPP PPNI hal 74

DIAGNOSA ANSIETAS (SDKI)

Definisi
Kondisi emosi dan pengalaman subyektifindividu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghaapi ancaman
Penyebab
1.      Krisis situasional
2.      Kebutuahan tidak terpenuhi
3.      Krisis maturasional
4.      Ancaman terhadap konsep diri
5.      Ancaman terhadap kematian
6.      Kekhawatiran mengalami kegagalan
7.      Disfungsi system keluarga
8.      Hubungan orang tua- anak tidak memuaskan
9.      Factor keturunan (temperamen mudah teagitas sejak lahir )
10.  Penyalangunaan zat
11.  Terpapar bahaya lingkungan (mis.toksin, polutan, dan lain-lain)
12.  Kurang terpapar onformasi

Gejala dan tanda mayor
Subjektif
1.      Merasa tersinggung
2.      Merasa khawatir dengan akibat daro kondisi yang dihadapi
3.      Sulit berkonsengtrasi
Objektif
1.      Tampak gelisah
2.      Tampak tegang
3.      Sulit tidur
Gejala dan tanda minor
Subjektif
1.      Mengeluh pusing
2.      Anoreksia
3.      Palpitasi
4.      Merasa tidak berdaya
Subjektif
1.      Frekuensi napas meningkat
2.      Frekuensi nadi menigkat
3.      Tekanan darah meningkat
4.      Diaphoresis
5.      Tremor
6.      Muka tampak pucat
7.      Suara bergetar
8.      Kontak mata buruk
9.      Sering berkemih
10.  Berorientasi pada masa lalu

DAFTAR PUSTAKA :


Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa  Keperawatan             Indonesia. Jakarta: DPP PPNI hal 180

Jumat, 15 November 2019

LAPORAN PENDAHULUAN KB - UNSRAT



                                                             BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1         Kontrasepsi
2.1.1   Pengertian kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara dua sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel spermisida. (Rusmini et al,  2017).
Pemilihan jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaan, yaitu :
a.       Menunda kehamilan. Pasangan dengan istri berusia dibawah 20 tahun dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi pil yang termasuk dalam non-MKJP.
b.      Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan). Permintaan KB untuk menjarangkan kehamilan banyak terjadi pada saat usia istri 20-35 atau 35 tahun yang merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kehamilan adalah 2-4 tahun. Metode kontrasepsi yang tepat digunakan yaitu implan dan IUD.
c.       Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi). Saat usia istri diatas 35 tahun dinjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai dua anak.  Metode kontrasepsi yang tepat yaitu kontrasepsi mantap (MOP atau MOW), dan IUD yang termasuk Metode Kontrasepsi Jangka anjang (MKJP). (Hartanto, 2010)
2.1.2   Jenis-jenis kontrasepsi
a.         Kontrasepsi alamiah
Yang termasuk dalam kontrasepsi alamiah (KBA) tanpa alat antara lain :
1)      Metode Kalender
Metode ini memperhitungkan masa subur wanita yang berkaitan erat dengan siklus menstruasi. Prinsipnya adalah pasangan tidak melakukan


hubungan suami istri pada saat masa subur istri sehingga tidak terjadi kehamilan. (Sukarni, 2013)
2)      Suhu basal tubuh
Suhu basal tubuh seorang wanita berbeda ketika sedang dalam masa ovulasi dengan suhu tubuh sehari-hari. Suhu basal tubuh pada masa ovulasi ini mengalami kenaikan sebesar 0,05 derajat. Peningkatan suhu basal tubuh ini mulai 1-2 hari setelah ovulasi dan disebabkan oleh peningkatan kadar hormon progesteron. (Sukarni, 2013)
3)      Metode lendir serviks
Metode lendir serviks atau metode ovulasi merupakan Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari ovulasi.
4)      Koitus interuptus (senggama terputus)
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA), dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi.
Yang termasuk dalam kontrasepsi alamiah (KBA) dengan  alat yaitu :
1)      Kondom
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya karet (lateks), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis untuk menampung sperma ketika seorang pria mencapai ejakulasi saat berhubungan seksual.
2)      Diafragma
Diafragma merupakan plastik berbentuk kubah dengan sabuk yang lentur, dipasang pada serviks dan menjaga agar sperma tidak masuk ke dalam rahim. Diafragma dipasang sebelum melakukan hubungan seksual dan tetap terpasang sampai minimal 8 jam tetapi tidak boleh lebih dari 24 jam.
3)      Spermaticid
Spermaticid merupakan alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam vagina dengan tujuan yaitu untuk membunuh sebagian besar spermatozoa sebelum dapat masuk melalui mulut rahim sehingga cukup jumlah dan kemampuan untuk dapat melakukan konsepsi dengan sel telur (ovum).
b.      Kontrasepsi mekanis (AKDR/IUD)
IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan dalam periode tertentu. IUD merupakan kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya adalah spiral.
c.       Kontap (Kontrasepsi Mantap)
1)      Tubektomi
Tubektomi adalah salah satu cara kontrasepsi dengan tindakan pembedahan yaitu memotong tuba fallopi/tuba uterine yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan memperoleh keturunan lagi dan bersifat permanen.
2)      Vasektomi
Vasektomi adalah pemotongan sebagian (0,5 cm – 1 cm) pada vasa deferensia atau tindakan operasi ringan dengan cara mengikat dan memotong saluran sperma sehingga sperma tidak dapat lewat  dan air mani tidak mengandung spermatozoa, dengan demikian tidak terjadi pembuahan, operasi berlangsung kurang lebih 15 menit dan pasien tak perlu dirawat.

d.        Kontrasepsi hormonal
1)        Pil
Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormon esterogen dan progesteron) atau pil mini yang hanya berisi progesteron saja. Pil kontrasepsi bekerja dengan cara mencegah terjadiya penebalan dinding rahim. Efektifitas pil sangat tinggi, angka kegagalannya berkisar 1-8% untuk pil kombinasi dan 3-10% untuk mini pil. (Rusmini et al, 2016)
2)        Suntik
Kontrasepsi suntik merupakan kontrasepsi yang mengandung hormon progesteron yang menyerupai hormon progesteron yang diproduksi wanita selma 2 minggu pada setiap awal siklus menstruasi.
a)      Suntik Kombinasi (1 bulan)
(1)          Pengertian kontrasepsi suntik 1 bulan
Kontrasepsi suntik bulanan merupakan metode suntikan yang pemberiannya tiap bulan dengan jalan penyuntikan secara intramuscular sebagai usaha pencegahan kehamilan berupa hormon progesteron dan esterogen pada wanita usia subur.
(2)          Jenis suntikan 1 bulan
Suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesterone Asetat dan 5 mg Estradiol. Sipionat yang diberikan injeksi IM (Intramuskuler) sebulan sekali (Cyclofem) dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali.
(3)          Cara kerja KB suntik 1 bulan
(a)    Menekan ovulasi
(b)   Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga sulit ditembus spermatozoa
(c)    Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi
(d)   Menghambat transport ovum dalam tuba fallopi
(4)          Efektifitas suntik 1 bulan
KB suntik 1 bulan sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 10 perempuan) selama tahun pertama penggunaan.
(5)          Keuntungan kontrasepsi
(a)    Resiko terhadap kesehatan kecil
(b)   Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
(c)    Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
(d)   Jangka panjang
(e)    Efek samping kecil
(f)    Pasien tidak perlu menyimpan obat suntik
(g)   Pemberian aman, efektif, dan relatif mudah.


(6)          Kerugian KB 1 bulan
(a)    Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak atau spooting,perdarahan sela sampai sepuluh hari
(b)   Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
(c)    Efektifitas suntik 1 bulan berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obatan epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin).
(d)   Dapat terjadi perubahan berat badan.
(e)    Dapat terjadi efek samping yang serius seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak dan kemungkinan timbulnya tumor hati.
(f)    Pemulihan kesuburan kemungkinan terlambat setelah penghentian pemakaian KB suntik 1 bulan.
b)      Suntik tribulan atau progestin
(1)          Pengertian kontrasepsi suntik tribulan
Suntik tribulan merupakan metode kontrasepsi yang diberikan secara intramuscular setiap tiga bulan.
(2)          Jenis kontrasepsi tribulan
Yang termasuk dalam metode suntikan tribulan yaitu :
(a)      DMPA (Depo Medroxy progesterone acetate) atau Depo Provera yang diberikan tiap tiga bulan dengan dosis 150 miligram yang disuntik secara IM.
(b)     Depo noristerat diberikan setiap 2 bulandengan dosis 200 mg Nore-tidron enantat.
(3)          Cara kerja kontrasepsi tribulan
Mekanisme metode suntik keluarga berencana (KB) tiga bulan yaitu :
(a)      Menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing factor dan hipotalamus.
(b)     Leher serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi sperma melalui serviks uteri.
(c)      Menghambat implantasi ovum dalam endometrium.
(4)          Efektifitas kontrasepsi tribulan
Efektifitas keluarga berencana suntik tribulan sangat tinggi, angka kegagalan kurang dari 1%. World Health Organization (WHO) telah melakukan penelitian pada DMPA (Depo Medroxy Progesterone Acetate) dengan dosis standart dengan angka kegagalan 0,7%, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang ditentukan.
(5)          Keuntungan metode suntik tribulan
(a)      Efektifitas tinggi.
(b)     Sederhana pemakaiannya.
(c)      Cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4 kali dalam setahun).
(d)     Cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak.
(e)      Tidak berdampak serius terhadap penyakit gangguan pembekuan darah dan jantung karena tidak mengandung hormon esterogen.
(f)      Dapat mencegah kanker endometrium,kehamilan ektopik, serta beberapa penyebab akibat radang panggul.
(g)     Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell).
(6)          Kekurangan metode suntik tribulan
(a)      Terdapat gangguan haid seperti amenore yaitu tidak datang haid pada setiap bulan selama menjadi akseptor keluarga berencana suntik tiga bulan berturut-turut. Spotting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama akseptor mengikuti keluarga berencana suntik. Metroragia yaitu perdarahan yang berlebihan diluar masa haid. Menoragia yaitu datangnya darah haid yang berlebihan jumlahnya.
(b)     Timbulnya jerawat di badan atau wajah dapat disertai infeksi atau bila tidak digunakan dalam jangka panjang.
(c)      Berat badan yang bertambah 2,3 kilogram pada tahun pertama dan meningkat 7,5 kilogram selama enam tahun.
(d)     Pusing dan sakit kepala.
(e)      Bisa menyebabkan warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan bawah kulit.
3)        Implant
Implant atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk batang dengan panjang sekitar 4 cm yang didalamnya terdapat hormon progesteron, implant ini kemudian dimasukkan kedalam kulit dibagian lengan atas. Jenis-jenis kontrasepsi implant antara lain :
a)        Jenis-jenis kontrasepsi implant
(1)          Norplant
Implant ini terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgrestel dan lama kerjanya 5 tahun.
(2)          Implanon
Terdiri dari satu batan putih lentur yang berisi progestin generasi ketiga, yang dimasukkan ke dalam inserter kecil dan sekali pakai / disposible. Dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl Acetate) yang berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
(3)          Jedena dan indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
(4)          Uniplant
Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yang mengandung 38 mg nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100 µg perhari dengan lama kerja 1 tahun.
(5)          Capronor
Terdiri dari 1 kapsul biodegradable yang melepaskan progestin dari bahan pembawa/pengangkut yang secara perlahan-lahan larut dalam jaringan tubuh. Mempunyai diameter 0,24 cm, terdiri dari dua ukuran dengan panjang 2,5 cm mengandung 16 mg levonorgestrel, dan kapsul dengan panjang 4 cm yang mengandung 26 mg levonorgestrel dengan lama kerja 12-18 bulan.
b)        Efektifitas
Keefektifan dari implan berkisar 1-3%.
c)        Keuntungan
(1)     Daya guna tinggi.
(2)     Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
(3)     Pengembalian kesuburan yang cepat.
(4)     Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
(5)     Bebas dari pengaruh esterogen.
(6)     Tidak mengganggu kegiatan senggama.
(7)     Tidak mengganggu ASI.
(8)     Mengurangi/memperbaiki anemia.
(9)     Klien hanya kembali ke klinik apabila ada keluhan.
d)       Kerugian
(1)     Peningkatan berat badan.
(2)     Nyeri kepala.
(3)     Jerawat.
(4)     Perdarahan yang tidak teratur.
(5)     Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
(6)     Efektivitas menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin) atau obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat). (Rusmini et al, 2016)