Sabtu, 26 Agustus 2017

ASKEP DENGAN NEFRITIS INTERSTITIAL

BAB I
PENDAHULUAN
                       
a.      Latar Belakang
Selain jantung, ginjal adalah salah satu organ tubuh yang paling giat bekerja. Setiap harinya, ginjal menyaring sekitar 50 galon darah, 5 galon di antaranya adalah kotoran yang dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Ketika ginjal berfungsi dengan normal, bagian tubuh lainnya akan terus mendapatkan darah “bersih” yang kaya oksigen. Namun, ketika mengalami peradangan, ginjal tidak akan dapat menyaring darah dengan baik. Apabila tidak diobati, ginjal dapat masuk ke masa kritis dan berhenti bekerja.
Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, pasien harus menjalani cuci darah (dialisis), suatu tindakan yang menggunakan alat untuk menggantikan fungsi ginjal. Namun, pasien tidak akan dapat bertahan hanya dengan dialisis. Nantinya, ginjal harus diganti dengan ginjal yang sehat melalui transplantasi ginjal.
Sistem perkemihan merupakan sistem pengeluaran zat-zat metabolisme tubuh yang tidak berguna lagi bagi tubuh yang harus dikeluarkan (dieliminasi) dari dalam tubuh karena dapat menjadi racun. proses eliminasi ini dapat dibagi menjadi eliminasi urine (buang air kecil) dan eliminasi alvi (buang air besar).
Ginjal, Uretra, kandung kemih adalah organ-organ yang menyusun saluran kemih. Fungsi utama dari saluran ini adalah untuk membuang air dan sisa metabolisme dan mengeluarkannnya sebagai urin.
Proses ini berlangsung terus. Hanya pada kasus luka, infeksi atau penyakit pada organ dari saluran kemih, fungsinya menjadi terganggu dan karenanya menganggu biokimia dari aliran bawah. Ginjal adalah organ vital penyangga kehidupan.

b.      Rumusan Masalah
-          Bagaimana anatomi fisiologi sistem perkemihan ?
-          Apa pengertian penyakit Nefritis Interstisial ?
-          Bagaimana klasifikasi penyakit Nefritis Interstisial ?
-          Apa etiologi dari penyakit Nefritis Interstisial ?
-          Apa tanda dan gejala penyakit Nefritis Interstisial ?
-          Bagaimana patofisiologi penyakit Nefritis Interstisial  ?
-          Apa saja pemeriksaan penunjang penyakit Nefritis Interstisial?
-          Bagaimana penatalaksanaan penyakit Nefritis Interstisial ?
-          Bagaimana asuhan keperawatan penyakit Nefritis Interstisial ?
c.       Tujuan
-          Mengetahui anatomi fisiologi sistem perkemihan
-          Mengetahui pengertian penyakit Nefritis Interstisial
-          Mengetahui klasifikasi penyakit Nefritis Interstisial
-          Mengetahui etiologi dari penyakit Nefritis Interstisial
-          Mengetahui tanda dan gejala penyakit Nefritis Interstisial
-          Mengetahui patofisiologi penyakit Nefritis Interstisial 
-          Mengetahui pemeriksaan penunjang penyakit Nefritis Interstisial
-          Mengetahui penatalaksanaan penyakit Nefritis Interstisial
-          Mengetahui asuhan keperawatan penyakit Nefritis Interstisial

BAB II
PEMBAHASAN

a.      Anatomi Fisiologi
Sistema urinari terdiri dari :
-          Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine
-          Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kemih.
-          Kandung kemih, yang bekerja sebagai penampung, dan
-          Uretra, yang mengeluarkan urine dari kandung kemih.
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama didaerah lumbal, disebelah kanan dan kiri tulang belakang dibungkus lapisan lemak yang tebal, dibelakang peritoneum, dan karena itu diluar rongga peritoneum.
Kedudukan ginjal dapat diperkirakan dari belakang, mulai dari ketinggian vertebra toracalis terakhir sampai vertebra lumbalis ke tiga. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari kiri, karena hati menduduki ruang banyak disebelah kanan.
Setiap ginjal panjangnya 6-7 ½ cm, dan tebal 1 ½ - 2 ½ cm. Pada orang dewasa beratnya kira- kira 140 gr.
Bentuk ginjal seperti biji kacang dan sisi dalamnya atau hilum menghadap ke tulang punggung. Sisi luarnya cembung. Pembuluh-pembuluh ginjal semuanya masuk dan keluar pada hilum. Di atas setiap ginjal menjulang sebuah kelenjar suprarenal. Ginjal kanan lebih pendek dan lebih tebal dari yang kiri.
Struktur ginjal. Setiap ginjal dilingkpi kapsul tipis dari jaringan fibrus yang rapat membungkusnya, dan membentuk pembungkus yang halus. Di dalamnya terdapat struktur-strukur ginjal. Warnanya ungu tua dan terdiri atas bagian korteks di sebelah luar, dan bagian medula disebelah dalam. Bagian medula ini tresusun atas lima belas sampai enam belas massa berbentuk piramid, yang disebut piramis ginjal. Puncak-puncaknya langsung mengarah ke hilum dan berakhir di kalises. Kalises ini menghubungkannya dengan pelvis ginjal.
Nefron. Struktur halus ginjal terdiri atas banyak nefron yang merupakan satuan-satuan fungsional ginjal, diperkirakan ada 1juta nefron dalam setiap ginjal. Berikut adalah penjelasan bagian-bagian didalam nefron :
-          Badan Malpighi, terdiri atas glomerulus dan kapsula bowman. Fungsi badan malpighi adalah sebagai tempat dimana terdapat alat penyaring darah.
-          Glomerulus. Fungsi glomerulus adalah sebagai tempat penyaringan darah yang akan menyaring air, garam, asam amino, glukosa, dan urea. Menghasilkan urin primer.
-          Kapsula Bowman. Adalah semacam kantong atau kapsul yang membungkus glomerulus. Kapsula Bowman ditemukan oleh Sir William Bowman. Fungsi kapsula bowman adalah untuk mengumpulkan cairan hasil penyaringan glomerulus.
-          Tubulus Kontortus Proximal. Adalah tempat penyerapan kembali atau reabsorpsi urin primer yang menyerap glukosa, garam, air, dan asam amino. Fungsi Tubulus Kontortus Proximal adalah untuk menghasilkan urine sekunder dengan kadar urea tinggi.
-          Lengkung Henle. Adalah saluran berbentuk setengah lingkaran dan menjadi penghubung antara tubulus kontortus proximal dengan tubulus kontortus distal. Lengkung henle berfungsi supaya urin tidak kembali ke tubulus kontortus proximal.
-          Tubulus kontortus distal. Adalah tempat untuk melepaskan zat-zat yang tidak berguna lagi atau berlebihan kedalam urin sekunder (Proses Augmentasi). Fungsi tubulus kontortus distal adalah untuk menghasilkan urin sesungguhnya.
-          Tubulus kolektivus. Adalah tabung sempit panjang dalam ginjal yang menampung urin dari nefron untuk disalurkan ke pelvis menuju kandung kemih. Fungsi tubulus kolektivus adalah untuk mengumpulkan urin dari beberapa tubulus kontortus proximal lalu dibawa ke pelvis.
b.      Pengertian
Nefritis yaitu kerusakan pada nefron (glomerulus) karena infeksi bakteri. Penyakit ini menyebabkan ginjal tidak dapat bekerja sesuai fungsinya. Interstisial nefritis adalah kelainan ginjal dimana ruang antara tubulus ginjal mengalami pembengkakan. Apabila peradangan tidak mengenai glomerulus, kemungkinan besar peradangan akan terjadi pada bagian di antara nefron yang bernama instertitium renal, sehingga menyebabkan nefritis interstisial, terkadang di kenal sebagai nefritis tubulointerstisial.
c.       Klasifikasi
Dilihat dari namanya tubulointerstitial nephritis berarti adanya reaksi inflamasi pada tubulus dan interstitium, secara histologi dan fungsionalnya terjadi perubahan pada tubulus dan interstitium. Pada jejas tubulointerstitial kronik, biasanya di dahului oleh penyakit glomerulus yang keduanya biasanya di sebabkan oleh penyakit vaskular, polikistik, metabolik, dan lain-lain. Tubulointerstitial nephritis dapat bersifat akut dan kronik.
-          Acute Tubulointerstitial Nephritis (ATIN) onset kliniknya cepat dan secara histologik terdapat edema interstitium (penumpukkan cairan akibat permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat), terdapat infiltrasi leukosti (PMN) di interstitum dan tubulus, dan terdapat nekrosis tubulus yang bersifat fokal.
-          Chronic Tubulointerstitial Nephritis (CTIN) dimana terdapat infiltrasi mononuklear (limfosit, makrofag, dan sel plasma), fibrosis interstitial (terjadi reaksi pemulihan fibrosis) dan atropi tubula yang luas.
d.      Etiologi
Nefritis interstisial dapat disebabkan oleh :
-          Infeksi, seperti :
·         Streptokokus
·         Sinanaga
·         Penyakit gondok
·         Hepatitis C
·         Sifilis
·         HIV
-          Mengambil obat-obatan (85% semua kasus) :
·         Beberapa antibiotik (Misalnya gol. Penicilin)
·         Obat anti ulkus
·         Obat nonstreroidal anti infalamatory (NSAID)
·         Beberapa diuretik (Misalnya Rifampisin)
-          Penyakit yang mmpengaruhi sistem kekebalan tubuh (misalnya lupus)
e.       Tanda dan Gejala
Interstisial nefritis dapat menyebabkan penyakit ginjal ringan sampai berat termasuk gagal ginjal akut.  Dari sebagian kasus, orang akan yang memiliki keluaran urin menurun dan tanda-tanda lain gagal ginjal akut.
Gejala-gejala dari kondisi ini antara lain : darah dalam urin, demam, perubahan status mental (mengantuk, kebingungan, koma) mual, muntah atau pembengkakan tubuh.
f.       Patofisiologi
Infiltrasi dari PMN di interstisial maupun tubulus dan adanya sel mononuklear Tubulointerstitial Nephritis (TIN) yang diakibatkan oleh toksin dan obat-obatan. Pemicunya adalah reaksi imunologik interstisial yang menyebabkan acute hipersensitivity nephritis yang dipicu oleh obat seperti sulfonamid, amisilin, dan metisilin (Antibiotik gol. Penisilin ), obat diuretik,  rifampisin, dan NSAID. Biasanya terjadi setelah 15 hari (2-40 hari) setelah penggunaan obat. Pada penggunaan obat jangka panjang perlu dicek keadaan ginjal. Oleh karena itu, anamnesis sangat penting untuk mengetahui riwayat penggunaan obat untuk mengarahkan diagnosis.
Menyebabkan ARF (gagal ginjal akut). Secara morfologi, terdapat edema interstitium, infiltrasi mononuklear (limfosit dan makrofag). Akan tetapi, eosinofil dan netrofil bisa saja muncul. Bisa terjadi reaksi granulomatosa interstitium dengan pembentukan giant cell (biasa karena metisilin dan tiazid – obat diuretik). Terjadi tubulitis yaitu infiltrasi limfosit di tubulus. Glomerulus biasanya normal, kecuali  pada beberapa kasus yang disebabkan oleh NSAID. Acute Tubulointerstitial Nephritis (ATIN) karena obat, biasanya tidak bergantung pada dosis tapi respon imun yang idiosyncratic. Level IgE serum meningkat (disertai dengan adanya sel plasma dan basofil, reaksi hipersensitivitas tipe 1). Infiltrat mononuklear dan granulomatosa bersama dengan skin test yang positif pada obat hapten, termasuk dalam reaksi hipersensitivitas tipe IV.
Nefropathy analgesik. Penyakit ginjal kronik yang disebabkan oleh intake analgetik yang berlebihan (Pusing dikit minum obat,dll), lebih sering pada wanita, dan secara marfologi akan tampak adanya CTIN yang diawali dengan terjadinya papilary necrosis. Patogenesis: - papilary necrosis (pertama): dipicu dengan penggunaan dengan aspirin dan fenasetin, yang biasanya diiringi dengan kekurangan cairan. Papilary necrotic diikuti dengan TNI, akibat penggunaan analgetik yang mengandung fenasetin dan aspirin selama bertahun-tahun. Penampakan ginjalnya bolong-bolong.
Aspirin menghambat pembentukan prostaglandin (vasodilator) sehingga kalau terjadi vasokontriksi berlarut-larut iskemi yang parah, kemudian nikrosis papila ginjal. Fenasetin yang merupakan metabolit dari asetaminofen juga bersifat nefrotoksik.
Selanjutnya terjadi kerusakan ginjal, berupa cortical  Tubulointerstitial nephritis. Morfologinya adalah ginjal normal atau sedikit mengecil. Korteksnya berubah, sel-sel tubulusnya hilang dan atrofi, terjadi fibrosis interstitial, dan inflamasi. Perubahannya bisa berupa atropi obstruktif yang disebabkan oleh kerusakan tubulus pada papila. Nefropati karena NSAID dapat memicu ARF, Acute Hypersensitivity Interstitial nephritis, Acute interstitial nephritis dan minimal change disease, serta membranous glomerulonephritis, dengan nephrotic syndrome.
Pyelonefritis merupakan kelainan ginjal yang mengenai tubulus, interstitium, dan kaliks/ pelvis renalis. Salah satu penyakit tersering pada ginjal. Akut disebaabkan oleh infeksi bakteri terkait UTI/ISK (dari bawah, bukan hematogen). Kronik bisa karena infeksi bakteri, vesicoureteral reflux (bisa terjadi karena gangguan dinding kantung kemih sehingga urin bisa naik lagi), dan obstruksi (biasanya karena batu, tumor, dll). Penyebab tersering adalah gram negatif (85%) : E. Coli, Proteus, Klebsiella, Enterobacter, Streptococcus faecalis etc.
g.      Pemeriksaan Penunjang
-          Tes Darah, diantaranya :
§  Kreatinin
§  Hitung darah lengkap
§  Elektrolit
§  Fosfor
§  Asam urat
§  Kalsium
-          Tes Urine
-          USG Ginjal
h.      Penatalaksanaan
Perawatan berfokus pada penyebab masalah. Menghindari obat yang dapat menyebabkan nefritis interstitial mungkin dapat meringankan gejala dengan cepat. Membatasi garam (natrium) dan cairan di dalam diet dapat mengontrol pembengkakan dan tekanan darah tinggi. Juga membatasi protein dapat membantu mengendalikan penumpukkan produk-produk limbah dalam darah (azotemia) yang dapat menyebabkan gagal ginjal akut. Kortikosteroid atau obat anti inflamasi dapat membantu dalam beberapa kasus.
i.        Asuhan Keperawatan
-          Pengkajian
1.      Kaji riwayat penyakit jantung, malignansi, sepsis, atau penyakit yang diderita sebelumnya.
2.      Kaji adanya paparan dengan obat yang berpotensi meracuni ginjal(antibiotik, non steroidal anti inflamasi, zat kontras, dan benda cair lainnya)
3.      Lakukan pemeriksaan fisik secara terus menerus seperti turgor kulit, pucat, perubahan irama jantung, dan edema.
4.      Monitor volume urin
-          Diagnosa Keperawatan
1.      Kelebihan cairan b/d gangguan mekanisme regulasi
2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien
3.      Hipertermia b/d proses infeksi penyakit

-          Intervensi Keperawatan
No
Diagnosa
Intervensi
Rasional
1
Kelebihan volume cairan b/d gangguan mekanisme regulasi.

Tujuan : Perubahan kelebihan cairan tidak terjadi
KH :
-   Menunjukkan haluaran urin tepat
-   BJ urin normal
-   Berat badan stabil
-   TTV Normal
-   Edema tidak ada




1.    Catat pemasukan dan pengeluran akurat .  Awasi BJ urin.
2.    Timbang berat badan tiap hari dengan alat yang sama. Awasi nadi, TD.


3.    Kaji kulit, wajah, area edema. Evaluasi derajat edema
4.    Kolaborasi :
-          Awasi  pemeriksaan Lab : BUN, Kreatinin, Na, K, Hb/Ht, Fotothorax
-          Batasi cairan sesuai indikasi




-          Pemberian obat sesuai dengan indikasi : Diuretik, antihipertensi.
1.Menentukan fungsi ginjal dan keb. Penggantian cairan
2.Kekurangan cairan menurunkan tekanan darah, dan mengurangi vol nadi.
3.Pengawasan status cairan tubuh

4.Mengkaji berlanjutnya disfungsi gagal.
Manajemen cairan diukur utk mengggantikan pengeluaran dr semua sumber di tambah prakiraan kehilangan.
Utk melebarkan lumen tubuler dari debris, meningkatkan volume urin adekuat, anti hipertensi utk mengatasi hipertensi shg menurunkan aliran darah ginjal.

2.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
KH :
- tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
- mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.
1. kaji intake klien




2. berikan makanan sedikit tapi sering
3. timbang BB setiap hari


4. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian makanan tinggi kalori, rendah protein dan rendah garam
1. Sebagai informasi dasar untuk  perencanaan awal dan validasi data
2. meminimalkan anoreksia dan mual
3. deteksi dini perpindahan keseimbangan cairan
4. membantu dalam menentukan kalori individu dan kebutuhan nutrisi
3.
Hipertermia b/d proses infeksi penyakit

Tujuan : suhu tubuh klien kembali normal
KH :
-  suhu tubuh dalam rentang normal(36,5°C-37,5°C)
-    nadi dan RR dalam rentang normal
- tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing.
1. Observasi tanda – tanda vital (suhu,tensi, nadi, pernafasan, dan perubahan warna kulit).

2. Anjurkan pasien untuk minum banyak 1,5 – 2 liter dalam 24 jam.







3. Berikan kompres pada lipatan axila dan paha.

4. kolaborasi dalam pemberian  antipiretik sesuai indikasi


1. Tanda – tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
2. Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan yang banyak.
3. menurunkan panas lewat konduksi
4. menurunkan panas pada pusat hipotalamus













DAFTAR PUSTAKA

Pearce, Evelyn C. 2008. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA-NIC-NOC.Mediaction:Jogjakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar